TEORI PEMROSESAN INFORMASI
BERBANTUAN MEDIA
Berpikir berarti
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang
dalam ingatan. Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat
dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi
yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagianbagian yang
berfungsi secara khusus. Berkaitan hal itu model pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum,
dan lain-lain (Joyce, 1992).
- Teori Pemrosesan Menurut Gagne
Teori belajar
oleh Gagne (1988) disebutdengan “Information Processing Learning Theory”. Teori
ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat
memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga Information-Processing
Model oleh Lefrancois atau Model Pemrosesan Informasi. Menurut Gagne bahwa
dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan
kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri
individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan
yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Asumsinya adalah pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan
hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam
bentuk hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi
yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari:
informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap, kecakapan
motorik.
Pemrosesan
informasi menunjuk kepada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan,
mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, dan pemecahan
masalah, serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini
berkenaan dengan kemampuan
memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan kemampuan
intelektual umum (general intellectual ability).
Ingatan atau
memori merujuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi yang telah
diperoleh seorang individu sepanjang masa. Hampir semua aktivitas manusia baik
yang bersifat
kognitif, afektif
maupun psikomotor pasti melibatkan ingatan. Oleh karena itu ingatan menjadi hal
yang sangat penting dalam berbagai proses yang dialami manusia.(Ellis dan hunt,
1993; Matlin, 1989).
Asumsi yang
mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan
ilmu komputer, dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar
dan menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi.
Model belajar
pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information processing,
karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf structural sistem
informasi, yaitu:
- Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
- Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
- Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki siswa. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.
Penyimpanan
Sensoris (Sensory Store): Bagian memori yang selama sepersekian detik memegang
informasi sensori yang belum dianalisis dan memberi kesempatan bagi analisis
tambahan yang mengikuti terhentinya stimulus. Penyim-panan Sensoris (Sensory
Store) jug menyediakan penyimpanan singkat bagi informasi dalam bentuk sensori
aslinya. Informasi pada
penyimpanan
sensori akan hilang pada akhir jangka waktu tersebut kecuali informasi tersebut
dapat diiden-tifikasi selama tahap pengenalan pola (pattern recognition).
Penyaring (Filter):
Bagian dari perhatian dimana beberapa infomasi perceptual di halangi (disaring)
dan tidak dikenali, sedangkan beberapa informasi yang lain menerima perhatian
dan kemudian dikenali. Tahap Seleksi: Tahap mengikuti pengenalan pola dan
menentukan informasi
mana yang akan diingat oleh
seseorang.
Memori Jangka
Pendek (Short Term Memory atau STM): Memori yang memiliki kapasitas
terbatas dan hanya berlangsung selama 20-30 detik dalam keberadaannya.
Memori Jangka Panjang (Long Term Memory atau LTM): Memori yang tidak
memiliki batasan kapasitas dan berlangsung mulai dari hitungan menit
hingga selamanya.
Penyaringan
informasi membatasi jumlah materi yang akan dimasukan ke dalam memori. Memori
disajikan dalam gambar Tahap-Tahap Model Pemrosesan Informasi dalam bentuk
memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Kita menggunakan Memori Jangka
Pendek atau Short Term Memory (STM), misalnya saat kita mengingat nomor
telepon yang kita putar. Memori bentuk ini dibatasi baik dalam jumlah informasi
yang dapat ditangkap (kapasitas) maupun lamanya informasi tersebut dapat
bertahan (durasi).
Durasi STM yang
terbatas diilustrasikan dalam kejadian dimana kita dengan mudah melupakan nomor
telepon jika kita tidak mengulang secara verbal. Memori Jangka Panjang atau
Long Term Memory (LTM) tidak memiliki dua keterbatasan yang dimiliki STM.
Jumlah informasi yang dapat ditangkap LTM tidak terbatas dan kasus melupakan
kejadian yang relatif lambat. Pemrosesan Bottom-Up yaitu Aliran informasi
dari penyimpanan sensoris menuju memori jangka panjang dan Pemrosesan Top-Down
yaitu Aliran informasi dari memori jangka panjang menuju penyimpanan sensoris.
- Teori Pemrosesan Menurut Atkinson
Sebuah teori
memori yang diusulkan oelh Atkinson danShiffrin(1968, 1971)yang menekankan pada
interaksi antara penyimpanan sensoris, memori jangka pendek, dan jangka panjang
(LTM). Memori Jangka pendek sebagai komponen dasar kedua dalam sistem Atkinson
dan Shiffrin adalah bersifat terbatas baik dalam kapasitas maupun durasi.
Informasi akan hilang dalam waktu 20-30 detik jika tidak diulang. Memori jangka
panjang memiliki kapasitas yang tidak terbatas dan dapat menahan informasi
dalam jangka waktu yang lebih lama, namun sering kali memerlukan usaha yang
keras agar dapat memasukkan informasi ke memori ini. Fakta bahwa STM di butuhkan
ketika kita menyelesaikan sebagian besar tugas-tugas kognitif mencerminkan
peran penting
STM sebagai sebuah memori kerja (working memory)yang menjaga dan memanipulasi
informasi.
Teori yang
diajukan oleh Atkinson san Shiffrin (1968, 1971) menekankan pada interaksi
antara STM dan LTM. Memori jangka penjang memiliki dua manfaat penting: Pertama,
sebagaimana diketahui, kecepatan lupa jauh lebih rendah untuk LTM. Beberapa
psikologi bahkan menyatakan
bahwa informasi
dalam LTM tidak pernah hilang meskipun kita kehilangan kemampuan untuk memanggil
kembali informasi tersebut; dan LTM memiliki kapasitas yang tidak terbatas.
Meskipun
demikian, tidaklah selalu mudah memasukkan informasi baru ke dalam LTM.
Atkinson dan Shiffrin mengajukan beberapa proses kontrol yang dapat digunakan
sebagai usaha untuk mempelajari informasi baru. Proses control (control
proses) adalah strategi yang digunakan seseorang untuk memfasilitasi perolehan
pengetahuan. Strategi tersebut meliputi strategi akuisisi terhadap:
a. Pengulangan (rehearsal)
merupakanmrepitisi informasi baik dengan keras maupun lirih secara
terus-menerus hingga informasi tersebut berhasil dipelajari.
b. Pengodean (coding)
berusaha menempatkan informasi agar dapat diingat dalam konteks informasi tambahan
yang mudah diingat, seperti frase atau kalimat mnemonic.
c. Membuat
gambaran (imaging) meliputi menciptakan gambaran visual agar materi lebih
mudah diingat. Strategi ini merupakan trik memori lama bahkan trik ini direkomendasikan
oleh Cicero di Romawi Kuno untik mempelajari daftar yang panjang atau pidato.
Pengulangan
verbal biasanya dianggap sebagai suatu bentuk pembelajaran dengan sistem hafal
(rote learning) karena melibatkan pengulangan informasi secara
terusmenerus sampai kita piker sudah berhasil mempelajarinya. Pengulangan
verbal berguna ketika materi yang dipelajari agak abstrak yang sulit dengan
menggunakan strategi pengodean atau membuat gambaran. Tugas yang didesain oleh
Atkinson dan Shiffrin (1968) menuntun pembelajaran materi yang abstrak dan
tidak bermakna, sehingga mendorong subjek untuk menggunakan pengulangan.
PERMASALAHAN :
- Bagaimana Implikasi dari teori pemrosesan informasi yang memandang belajar adalah pengkodean informasi ke dalam memori manusia. Sebutkan contohnya?
- Bagaimana kita memanfaatkan media sebagai alat bantu untuk mengoptimalkan memori jangka panajang ?
- Mengapa informasi yang diperoleh melalui pendengaran lebih lama teringat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh melalui penglihatan? bagaimana kaitan hal ini dengan teori pemrosesan informasi?
Saya ingin mencoba menjawab permasalahan kedua saudari, menurut saya media digunakan sebagai alat bantu bagi kita dan bagi siswa untuk belajar, beberapa materi lebih efektif menggunakan media contohnya sistem peredaran manusia yang lebih baik ditampilkan dalam bentuk video, dengan adanya ini maka siswa akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi karena dia tidak hanya mendengar tapi juga melihat langsung simulasinya maka setelah adanya penangkapan apada inderanya informasi yang ada akan lebih bermakna bagi siswa dan alan tersiman pada memory jangka panjang jika terus diadakan pengulangan.
BalasHapusMaka dari itu kita harus mengoptimalkan peran media itu sendiri dalam pembelajaran, dengan cara menggunakan media yang tepat untuk materi pelajaran misalnya seperti yang sudah saya singgung tadi menggunakan video untuk untuk menerangkan sistem peredaran darah manusia dimana tidak bisa kita amati langsung. Namun beberapa materi misalnya materi kimia yang berupa hitungan tidak akan cocok jika kita menggunakan video, maka kita harus mempertimbangkan beberapa hal dalam pemilihan media.
Baiklah, saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1.
BalasHapusImplikasi dari teori pemrosesan informasi yang memandang belajar adalah pengkodean informasi ke dalam memori manusia seperti layaknya sebuah cara kerja komputer dan karena memori memiliki keterbatasan kapasitas, pembelajaran harus dapat untuk menarik perhatian siswa dan menyediakan aplikasi berulang dan praktik secara individual agar informasi yang diberikan mudah dicerna dan dapat bertahan lama dalam memori siswa, dan aplikasi komputer memiliki semuanya dengan kualitas yang sangat baik.
Saya ingin sedikit menambahkan contoh yaitu, suatu paparan tentang bagaimana sistem sesuatu alat bekerja dapat dipresentasikan melalui teks tertulis dalam buku atau melalui teks di layar komputer (dua media yang berbeda), dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kombinasi kata-kata dan gambar (dua desain pesan yang berbeda), atau dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan (dua sensorik yang berbeda).
HapusSaya akan mencoba menanggapi permasalahan no.3, dan saya kurang setuju terhadap pernyataan bahwa informasi yang diperoleh melalui pendengaran lebih lama teringat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh melalui penglihatan. Karena berdasarkan diri saya, saya lebih lama mengingat informasi melalui penglihatan dengan sedikit penjelasan lalu memaknai maksudnya. Daripada informasi yg diperoleh melalui pendengaran, sebagai contoh guru memberikan informasi(penjelasan materi pelajaran) melalui metode ceramah, siswa menerima informasi dri guru tersebut melalui pendengarannya, ketika ujian informasi tersebut tidaklah semuanya ia ingat.
BalasHapusmenurut saya informasi yang diperoleh melalui pendengaran disertai dengan penglihatan apalagi dilakukan secara berulang lebih lama mengingat informasai dari pada hanya salah satu saja yang dilakukan .
HapusBaiklah saya akan menambahkan sedikit dari permasalahan nomor 2, dimana alat bantu yang bisa digunakan seperti Mnemonik adalah strategi atau teknik yang membantu kita menyimpan informasi dalam memori jangka-panjang dan mengingatnya saat diperlukan.
BalasHapusTeknik mnemonik yang digunakan oleh orator Yunani kuno adalah metode loci, atau metode lokasi, yang ditemukan oleh penyair Yunani Simonides dari Ceos pada tahun 477 SM. Teknik ini memadukan prinsip pengelompokan, penggambaran, dan pengaitan dengan sesuatu yang sudah dikenal baik, misalnya bangunan di jalan atau barang dalam kamar atau rumah seseorang. Orang yang menggunakan teknik loci melakukan suatu perjalanan mental, dengan mengaitkan setiap informasi yang ingin mereka ingat dengan bangunan atau barang tertentu.
Saya akan menjawab peertanyaan dari saudari yang ke 2:
BalasHapusMultimedia memberikan kesempatan untuk belajar tidak hanya dari satu sumber belajar seperti guru, tetapi memberikan kesempatan kepada subjek mengembangkan kognitif dengan lebih baik, kreatif dan inovatif. Hal ini salah satunya karena informasi disajikan dalam dua atau lebih bentuk seperti dalam bentuk gambar dan kata-kata sehingga subjek dapat memadukan berbagai informasi dari tampilan lisan dan tulisan. Jadi subjek dapat memadukan informasi verbal yang disajikan secara visual dan informasi verbal yang disajikan secara audio.
Untuk permasalahan kedua, menurut saya media yg digunakan harus dapat diulang kembali untuk dipelajari oleh siswa tentunya harus ada peran guru yg akan mengevaluasi pemahaman siswa sehingga pelajaran yg sudah diulang dan dipahami tersebut dapat masuk ke memori jangka panjang siswa.
BalasHapusmenurut saya , dapat dilakukan dengan multimedia yang mana dimasukkan aplikasi nya berkaitan dengan lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah untuk mengingatnya, apabila menggunakan PPT dapat dengan menambahkan vidio ataupun animasi yang berkaitan
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan no 2.
BalasHapusKita bisa memanfaatkan media mindmap untuk mengingat dalam memori jangka panjang karena mindmap selain tulisannya yang terorganisir,ini juga termasuk peta pikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan sehingga akan memudahkan kita dalam mengingat jangka panjang.
Baiklah, saya ingin menangggapi permasalahan anda yang kedua. Menurut pendapat saya kita dapat memanfaatkannya sebagai media bahan ajar yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa tidak terbebani dengan materi yang diajarkan dan dapat memahami materi dengan lebih mudah, dengan demikian ia akan dapat menyimpan pelajaran dalam memori jangka panjang.
BalasHapussaya akan menanggapi permasalahan saudara dimana Bagaimana kita memanfaatkan media sebagai alat bantu untuk mengoptimalkan memori jangka panajang ?
BalasHapusdengan media kita dapat mengulang informasi yang telah didapatkan dengan mudah sehingga informasi tersebut akan disimpan dalam memori jangka panjang