Sabtu, 21 April 2018

TEORI PEMROSESAN INFORMASI BERBANTUAN MEDIA

TEORI PEMROSESAN INFORMASI 
BERBANTUAN MEDIA
Hasil gambar untuk teori pemrosesan informasi berbantuan media pdf

Berpikir berarti menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang dalam ingatan. Proses berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagianbagian yang berfungsi secara khusus. Berkaitan hal itu model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992).

  • Teori Pemrosesan Menurut Gagne

Teori belajar oleh Gagne (1988) disebutdengan “Information Processing Learning Theory”. Teori ini merupakan gambaran atau model dari kegiatan di dalam otak manusia di saat memroses suatu informasi. Karenanya teori belajar tadi disebut juga Information-Processing Model oleh Lefrancois atau Model Pemrosesan Informasi. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.

Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Asumsinya adalah pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari: informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap, kecakapan motorik.

Pemrosesan informasi menunjuk kepada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, dan pemecahan masalah, serta menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini berkenaan dengan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan kemampuan intelektual umum (general intellectual ability).

Ingatan atau memori merujuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi yang telah diperoleh seorang individu sepanjang masa. Hampir semua aktivitas manusia baik yang bersifat

kognitif, afektif maupun psikomotor pasti melibatkan ingatan. Oleh karena itu ingatan menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai proses yang dialami manusia.(Ellis dan hunt, 1993; Matlin, 1989).

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan menggambarkan cara individu memanipulasi simbol dan memproses informasi.

Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf structural sistem informasi, yaitu:
  1. Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.
  2. Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, di sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
  3. Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki siswa. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.

Penyimpanan Sensoris (Sensory Store): Bagian memori yang selama sepersekian detik memegang informasi sensori yang belum dianalisis dan memberi kesempatan bagi analisis tambahan yang mengikuti terhentinya stimulus. Penyim-panan Sensoris (Sensory Store) jug menyediakan penyimpanan singkat bagi informasi dalam bentuk sensori aslinya. Informasi pada
penyimpanan sensori akan hilang pada akhir jangka waktu tersebut kecuali informasi tersebut dapat diiden-tifikasi selama tahap pengenalan pola (pattern recognition).

Penyaring (Filter): Bagian dari perhatian dimana beberapa infomasi perceptual di halangi (disaring) dan tidak dikenali, sedangkan beberapa informasi yang lain menerima perhatian dan kemudian dikenali. Tahap Seleksi: Tahap mengikuti pengenalan pola dan menentukan informasi
mana yang akan diingat oleh seseorang.

Memori Jangka Pendek (Short Term Memory atau STM): Memori yang memiliki kapasitas terbatas dan hanya berlangsung selama 20-30 detik dalam keberadaannya. Memori Jangka Panjang (Long Term Memory atau LTM): Memori yang tidak memiliki batasan kapasitas dan berlangsung mulai dari hitungan menit hingga selamanya.

Penyaringan informasi membatasi jumlah materi yang akan dimasukan ke dalam memori. Memori disajikan dalam gambar Tahap-Tahap Model Pemrosesan Informasi dalam bentuk memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Kita menggunakan Memori Jangka Pendek atau Short Term Memory (STM), misalnya saat kita mengingat nomor telepon yang kita putar. Memori bentuk ini dibatasi baik dalam jumlah informasi yang dapat ditangkap (kapasitas) maupun lamanya informasi tersebut dapat bertahan (durasi).

Durasi STM yang terbatas diilustrasikan dalam kejadian dimana kita dengan mudah melupakan nomor telepon jika kita tidak mengulang secara verbal. Memori Jangka Panjang atau Long Term Memory (LTM) tidak memiliki dua keterbatasan yang dimiliki STM. Jumlah informasi yang dapat ditangkap LTM tidak terbatas dan kasus melupakan kejadian yang relatif lambat. Pemrosesan Bottom-Up yaitu Aliran informasi dari penyimpanan sensoris menuju memori jangka panjang dan Pemrosesan Top-Down yaitu Aliran informasi dari memori jangka panjang menuju penyimpanan sensoris.


  • Teori Pemrosesan Menurut Atkinson
Sebuah teori memori yang diusulkan oelh Atkinson danShiffrin(1968, 1971)yang menekankan pada interaksi antara penyimpanan sensoris, memori jangka pendek, dan jangka panjang (LTM). Memori Jangka pendek sebagai komponen dasar kedua dalam sistem Atkinson dan Shiffrin adalah bersifat terbatas baik dalam kapasitas maupun durasi. Informasi akan hilang dalam waktu 20-30 detik jika tidak diulang. Memori jangka panjang memiliki kapasitas yang tidak terbatas dan dapat menahan informasi dalam jangka waktu yang lebih lama, namun sering kali memerlukan usaha yang keras agar dapat memasukkan informasi ke memori ini. Fakta bahwa STM di butuhkan ketika kita menyelesaikan sebagian besar tugas-tugas kognitif mencerminkan
peran penting STM sebagai sebuah memori kerja (working memory)yang menjaga dan memanipulasi informasi.

Teori yang diajukan oleh Atkinson san Shiffrin (1968, 1971) menekankan pada interaksi antara STM dan LTM. Memori jangka penjang memiliki dua manfaat penting: Pertama, sebagaimana diketahui, kecepatan lupa jauh lebih rendah untuk LTM. Beberapa psikologi bahkan menyatakan
bahwa informasi dalam LTM tidak pernah hilang meskipun kita kehilangan kemampuan untuk memanggil kembali informasi tersebut; dan LTM memiliki kapasitas yang tidak terbatas.

Meskipun demikian, tidaklah selalu mudah memasukkan informasi baru ke dalam LTM. Atkinson dan Shiffrin mengajukan beberapa proses kontrol yang dapat digunakan sebagai usaha untuk mempelajari informasi baru. Proses control (control proses) adalah strategi yang digunakan seseorang untuk memfasilitasi perolehan pengetahuan. Strategi tersebut meliputi strategi akuisisi terhadap:
a. Pengulangan (rehearsal) merupakanmrepitisi informasi baik dengan keras maupun lirih secara terus-menerus hingga informasi tersebut berhasil dipelajari.
b. Pengodean (coding) berusaha menempatkan informasi agar dapat diingat dalam konteks informasi tambahan yang mudah diingat, seperti frase atau kalimat mnemonic.
c. Membuat gambaran (imaging) meliputi menciptakan gambaran visual agar materi lebih mudah diingat. Strategi ini merupakan trik memori lama bahkan trik ini direkomendasikan oleh Cicero di Romawi Kuno untik mempelajari daftar yang panjang atau pidato.

Pengulangan verbal biasanya dianggap sebagai suatu bentuk pembelajaran dengan sistem hafal (rote learning) karena melibatkan pengulangan informasi secara terusmenerus sampai kita piker sudah berhasil mempelajarinya. Pengulangan verbal berguna ketika materi yang dipelajari agak abstrak yang sulit dengan menggunakan strategi pengodean atau membuat gambaran. Tugas yang didesain oleh Atkinson dan Shiffrin (1968) menuntun pembelajaran materi yang abstrak dan tidak bermakna, sehingga mendorong subjek untuk menggunakan pengulangan.


PERMASALAHAN :
  1. Bagaimana Implikasi dari teori pemrosesan informasi yang memandang belajar adalah pengkodean informasi ke dalam memori manusia. Sebutkan contohnya?
  2. Bagaimana kita memanfaatkan media sebagai alat bantu untuk mengoptimalkan memori jangka panajang ?
  3. Mengapa informasi yang diperoleh melalui pendengaran lebih lama teringat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh melalui penglihatan? bagaimana kaitan hal ini dengan teori pemrosesan informasi?


12 komentar:

  1. Saya ingin mencoba menjawab permasalahan kedua saudari, menurut saya media digunakan sebagai alat bantu bagi kita dan bagi siswa untuk belajar, beberapa materi lebih efektif menggunakan media contohnya sistem peredaran manusia yang lebih baik ditampilkan dalam bentuk video, dengan adanya ini maka siswa akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi karena dia tidak hanya mendengar tapi juga melihat langsung simulasinya maka setelah adanya penangkapan apada inderanya informasi yang ada akan lebih bermakna bagi siswa dan alan tersiman pada memory jangka panjang jika terus diadakan pengulangan.
    Maka dari itu kita harus mengoptimalkan peran media itu sendiri dalam pembelajaran, dengan cara menggunakan media yang tepat untuk materi pelajaran misalnya seperti yang sudah saya singgung tadi menggunakan video untuk untuk menerangkan sistem peredaran darah manusia dimana tidak bisa kita amati langsung. Namun beberapa materi misalnya materi kimia yang berupa hitungan tidak akan cocok jika kita menggunakan video, maka kita harus mempertimbangkan beberapa hal dalam pemilihan media.

    BalasHapus
  2. Baiklah, saya akan mencoba menjawab permasalahan nomor 1.
    Implikasi dari teori pemrosesan informasi yang memandang belajar adalah pengkodean informasi ke dalam memori manusia seperti layaknya sebuah cara kerja komputer dan karena memori memiliki keterbatasan kapasitas, pembelajaran harus dapat untuk menarik perhatian siswa dan menyediakan aplikasi berulang dan praktik secara individual agar informasi yang diberikan mudah dicerna dan dapat bertahan lama dalam memori siswa, dan aplikasi komputer memiliki semuanya dengan kualitas yang sangat baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ingin sedikit menambahkan contoh yaitu, suatu paparan tentang bagaimana sistem sesuatu alat bekerja dapat dipresentasikan melalui teks tertulis dalam buku atau melalui teks di layar komputer (dua media yang berbeda), dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kombinasi kata-kata dan gambar (dua desain pesan yang berbeda), atau dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan (dua sensorik yang berbeda).

      Hapus
  3. Saya akan mencoba menanggapi permasalahan no.3, dan saya kurang setuju terhadap pernyataan bahwa informasi yang diperoleh melalui pendengaran lebih lama teringat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh melalui penglihatan. Karena berdasarkan diri saya, saya lebih lama mengingat informasi melalui penglihatan dengan sedikit penjelasan lalu memaknai maksudnya. Daripada informasi yg diperoleh melalui pendengaran, sebagai contoh guru memberikan informasi(penjelasan materi pelajaran) melalui metode ceramah, siswa menerima informasi dri guru tersebut melalui pendengarannya, ketika ujian informasi tersebut tidaklah semuanya ia ingat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya informasi yang diperoleh melalui pendengaran disertai dengan penglihatan apalagi dilakukan secara berulang lebih lama mengingat informasai dari pada hanya salah satu saja yang dilakukan .

      Hapus
  4. Baiklah saya akan menambahkan sedikit dari permasalahan nomor 2, dimana alat bantu yang bisa digunakan seperti Mnemonik adalah strategi atau teknik yang membantu kita menyimpan informasi dalam memori jangka-panjang dan mengingatnya saat diperlukan.

    Teknik mnemonik yang digunakan oleh orator Yunani kuno adalah metode loci, atau metode lokasi, yang ditemukan oleh penyair Yunani Simonides dari Ceos pada tahun 477 SM. Teknik ini memadukan prinsip pengelompokan, penggambaran, dan pengaitan dengan sesuatu yang sudah dikenal baik, misalnya bangunan di jalan atau barang dalam kamar atau rumah seseorang. Orang yang menggunakan teknik loci melakukan suatu perjalanan mental, dengan mengaitkan setiap informasi yang ingin mereka ingat dengan bangunan atau barang tertentu.

    BalasHapus
  5. Saya akan menjawab peertanyaan dari saudari yang ke 2:
    Multimedia memberikan kesempatan untuk belajar tidak hanya dari satu sumber belajar seperti guru, tetapi memberikan kesempatan kepada subjek mengembangkan kognitif dengan lebih baik, kreatif dan inovatif. Hal ini salah satunya karena informasi disajikan dalam dua atau lebih bentuk seperti dalam bentuk gambar dan kata-kata sehingga subjek dapat memadukan berbagai informasi dari tampilan lisan dan tulisan. Jadi subjek dapat memadukan informasi verbal yang disajikan secara visual dan informasi verbal yang disajikan secara audio.

    BalasHapus
  6. Untuk permasalahan kedua, menurut saya media yg digunakan harus dapat diulang kembali untuk dipelajari oleh siswa tentunya harus ada peran guru yg akan mengevaluasi pemahaman siswa sehingga pelajaran yg sudah diulang dan dipahami tersebut dapat masuk ke memori jangka panjang siswa.

    BalasHapus
  7. menurut saya , dapat dilakukan dengan multimedia yang mana dimasukkan aplikasi nya berkaitan dengan lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah untuk mengingatnya, apabila menggunakan PPT dapat dengan menambahkan vidio ataupun animasi yang berkaitan

    BalasHapus
  8. Saya akan menjawab pertanyaan no 2.
    Kita bisa memanfaatkan media mindmap untuk mengingat dalam memori jangka panjang karena mindmap selain tulisannya yang terorganisir,ini juga termasuk peta pikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan sehingga akan memudahkan kita dalam mengingat jangka panjang.

    BalasHapus
  9. Baiklah, saya ingin menangggapi permasalahan anda yang kedua. Menurut pendapat saya kita dapat memanfaatkannya sebagai media bahan ajar yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa tidak terbebani dengan materi yang diajarkan dan dapat memahami materi dengan lebih mudah, dengan demikian ia akan dapat menyimpan pelajaran dalam memori jangka panjang.

    BalasHapus
  10. saya akan menanggapi permasalahan saudara dimana Bagaimana kita memanfaatkan media sebagai alat bantu untuk mengoptimalkan memori jangka panajang ?
    dengan media kita dapat mengulang informasi yang telah didapatkan dengan mudah sehingga informasi tersebut akan disimpan dalam memori jangka panjang

    BalasHapus