PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM
PEMBELAJARAN KIMIA
Perkembangan
sistem komputer melalui jaringan semakin meningkat. Intemet merupakan jaringan
publik. Keberadaannya sangat diperlukan baik sebagai media informasi maupun
komunikasi yang dilakukan secara bebas. Salah satu pemanfaatan internet adalahpada
sistem pembelajaran jarak jauh melalui
belajar secara elektronik atau yang lebih dikenal dengan istilah E-Learning. Secara
umum terdapat dua persepsi dasar tentang E-Learning yaitu:
- Electronic based e-learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, terutama yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide, LCD, projector, dan lain-lain.
- Internet Based, adalah pembelajaran yang menggunakan fasilitas internet yang bersifat online sebagai instrument utamanya. Artinya, memiliki persepsi bahwa e-learning haruslah menggunakan internet yang bersifat online, yaitu fasilitas komputer yang terhubung dengan internet. Artinya pembelajar dalam mengakses materi pembelajaran tidak terbatas jarak ,ruang dan waktu, bias dimana saja dan kapan saja (any whare and any time).
Kedua
persepsi tersebut ditunjang oleh berbagai pendapat para ahli yang berbeda.
Beberapa ahli yang mendukung pendapat elearning sebagai electronic based diantaranya
Elliott Masie, cisco and comellia (2000) menjelaskan, e-learnin adalah
pembelajaran dimana bahan pembelajaran disampaikan melalui media elektronik seperti
internet, intranet, satelit, TV, CD-ROM, dan lain-lain, jadi tidak harus
internet karena internet salah satu bagian dari e-learning. Pendapat ini
didukung oleh Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic center (2003) bahwa
e-learning adalah proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan
teknologi informasi komunikasi.
Para
ahli yang mendukung pemahaman e-learning sebagai media yang menggunakan internet
diantaranya e-learning adalah ''penggunaaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan".(Rosenberg
(2001) E-learning atau internet enable learning menggunakan metode pengajaran
dan teknologi sebagai sarana dalam belajar (Dr.Jo Hamilton-Jones).
E-learning
tersusun dari dua bagian, yaitu 'e' yang merupakan singkatan dari 'electronica'
dan 'learning' yang berarti 'pembelajaran'. Jadi e-learning berarti pembelajaran
dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam
pelaksanaannya, elearning menggunakan jasa audio, video atau perangkat computer
atau kombinasi dari ketiganya. Dengan kata lain e-learning adalah pembelajaran
yang dalam pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio,
videotape, transmisi satelite atau komputer.(Tafiardi, 2005) Sejalan dengan
itu, Onno W. Purbo (dalam Amin, 2004) menjelaskan bahwa istilah "e"
dalam e-learning adalah segala teknologi yang digunakan untuk mendukung
usahausaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet, satelit, tape
audio/video, tv interaktif, dan CD-ROM adalah sebagian dari media elektronik
yang digunakan. Pengajaran boleh disampaikan pada waktu yang sama (synchronously)
ataupun pada waktu yang berbeda (asynchronously).
A.
Karakteristik e-learning ini antaru lain adalah:
1.
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Sehingga dapat memperoleh informasi dan
melakukan komunikasi dengan mudah dan cepat, baik antara pengajar dengan
pembelajar, atau pembelajar dengan pembelajar.
2.
Memanfaatkan media komputer, seperti jaingan computer (computer networks) atau
(digital media).
3.
Menggunakan materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self learning
materials).
4.
Materi pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru
dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
5.
Memanfaatkan komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk mengetahui hasil
kemajuan belajar, atau administrasi pendidikan serta untuk memperoleh informasi
yang banyak dari berbagai sumber informasi.
B.
Manfaat E-learning
E-learning
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Peserta
didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang
menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Selain itu,
guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di akses
oleh peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal
ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan
waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002, dalam Siahaan).
Secara
lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2 (dua) sudut, yaitu dari
sudut peserta didik dan guru :
1)
Sudut peserta didik
Dengan
kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang
tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam Siahaan) ini dapat mengatasi siswa yang:
- Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya,
- Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajari materi yang tidak dapat diajarkan oleh orang tuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan di bidang komputer,
- Merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di rawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tapi berminat melanjutkan pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan
- Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2)
Guru
Menurut
soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang diperoleh guru adalah bahwa
guru dapat :
- Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi,
- Mengembangkan diri atau merakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak,
- Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topic dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang,
- Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan
- Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Selain
itu, manfaat e-learning dengan penggunaan internet, khususnya dalam
pembelajaran jarak jauh antara lain :
- Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat, jarak dan waktu. Secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi bisa dilakukan.
- Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang lingkup (scope) dan urutan (sekuensnya) sudah sistematis terjadwal melalui internet.
- Dengan e-learning dapat manjelaskan materi pembelajaran yang sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi pembelajaran dapat disimpan dikomputer, sehiagga siswa dapat mempelajari kembali atau mengulang materi pembelajaran yang telah dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.
- Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dipelajarinya dari berbagai sumber informasi dengan melakukan akses di internet.
- Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara guru dengan siswa, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah pembelajar terbatas, bahkan missal.
- Peran siswa rnenjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran, memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak mengandalkan pemberian dari guru, disesuaikan pula dengan keinginan dan minatnya terhadap materi pembelajaran.
- Relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat dan biaya.
C.
Fungsi E-Learning
Setidaknya
ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di
dalam kelas (classroom instruction), yaitu (dalam siahaan, 2002) :
1.
Suplemen (tambahan)
Dikatakan
berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah
akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini,
tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya
tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2.
Komplemen (pelengkap)
Dikatakan
berfungsi sebagai komplemen, apabila materi elearning diprogramkan untuk melengkapi
matei pembelajaran yang diterirna siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai
komplemen berarti materi e-learning diprogramkan untuk menjadi materi enrichment
(pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional. sebagai enrichment, apabila peserta didik
dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajarun yang disampaikan guru secara
tatap muka diberikan kesempatan untuk mengakses materi elearning yang memang
secara khusus dikembangkan untuk mereka.
3.
Substitusi (pengganti)
Tujuan
dari e-learning sebagai pengganti kelas konvensional adalah agar peserta didik
dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan
aktivitas lain sehari-hari. Ada 3 (tiga) alternatif model kegiatan pembelajaran
yang dapat diikuti peserta didik:
1)
Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
2)
Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet,atau bahkan
3)
Sepenuhnya melalui internet.
D. Model Pembelajaran E -learning
Dalam
implementasi pembelajaran, terdapat model penerapan elearning yang bisa
digunakan,yaitu :
a.
Selective Model
Model
selektif ini digunakan jika jumlah computer di sekolah sangat terbatas
(misalnya hanya ada satu unit computer). Di dalam model ini, guru harus memilih
salah satu alat atau media yang tersedia yang dirasakan tepat untuk
menyampaikan bahan pelajaran.
b.
Sequential Model
Model
ini di gunakan jika jumlah computer di sekolah / kelas terbatas (misalnya hanya
dua atau tiga unit computer). para siswa dalam kelompok kecil secara bergiliran
menggunakan computer untuk mencari sumber pelajaran yang dibutuhkan. Siswa menggunakan
bahan e-learning sebagai bahan rujuakan atau untuk mencari informasi baru.
c.
Static Station Model
Model
ini digunakan jika jumlah computer di sekolah / kelas terbatas, sebagaimana
halnya dalam sequential model. Di dalam model ini, guru mempunyai beberapa
sumber belajar yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Bahan
e-leaming digunakan oleh satu atau dua kelompok siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
d.
Laboratory Model
Model
ini di gunakan jika tersedia sejumlah computer di sekolah / laboratorium yang
dilengkapi dengan jaringan internet, dimana siswa dapat mengguunakannya secara
lebih leluasa (satu siswa satu computer). Dalam hal ini, bahan e-learning dapat
digunakan sebagai bahan pembelajaran mandiri .
Permasalahan :
1. Apa saja bentuk aplikasi E-learning yang dapat kita gunakan dalam pembelajaran kimia ?
2. Jika seseorang yang membawa laptop ke sebuah
tempat yang berada jauh digugusan kepulauan kecil yang terpencil. Kemudian dari
tempat yang sangat terpencil ini, orang tersebut mulai menggunakan laptop-nya
dan melakukan akses terhadap berbagai materi program pelatihan yang tersedia.
Tidak ada layanan bantuan belajar dari tutor maupun dukungan layanan belajar
bentuk lainnya. Dalam konteks ini, apakah orang tersebut dapat dikatakan telah
melaksanakan e-learning? Jika Tidak, Apakah sebenarnya E-learning tersebut ?
3. Adakah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam E-Learning ?
saya ingin menanggapi pertanyaan saudari nomor 3 dimana pertanyaannya adakah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam e-learning? menurut saya hal tersebut pasti ada diantaranya: a. kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan dalam hal ini adalah layanan internet.
BalasHapusb. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM atau bahan cetak, komputer atau laptop
c. tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan
d. adanya lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning
e. adanya sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet
f. adanya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar
g. adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar
h. adanya mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara
baiklah saya akan menjawab permasalahan anda yang pertama, perlu kita ingat adalah bahwa menurut William Horton (2003), yang dimaksud dengan e-learning adalah segala pemanfaatan atau penggunaan teknologi internet dan web untuk menciptakan pengalaman belajar. Ragam jenis e-learning, Ia bedakan menjadi lima kategori, yaitu:
BalasHapus1. learner-led e-learning
Kategori ini dikenal pula dengan istilah self-directed e-learning. Yaitu, e-learning yang dirancang untuk memungkinkan pemelajar belajar secara mandiri. Itulah sebabnya disebut dengan learner-led e-learning. Tujuannya adalah untuk menyampaikan pembelajaran bagi para pemelajar mandiri (independent learner). Dalam learner-led e-learning, semua materi (seperti multimedia presentation, html, dan media interaktif lain) dikemas dan dideliver via jaringan internet/web
2. Instructor-led e-Learning
Tentu saja, jenis yang atu ini merupakan kebalikan dari learner-led e-learning, yaitu penggunaan teknologi internet/web untuk menyampaikan pembelajaran seperti pada kelas konvensional.
3.Facilitated e-Learning
Kategori ini, merupakan kombinasi dari learner-lead dan instructor-led e-learning. Jadi, bahan belajar mandiri dalam beragam bentuk disampaikan via website (seperti audio, animasi, video, teks, dalam berbagai format tertentu) dan komunikasi interaktif dan kolaboratif juga dilakukan via website (seperti forum diskusi, konferensi pada waktu-waktu tertentu, chatting, dll)
4. Embedded e-Learning
Kategori ini agak berbeda. Embedded e-Learning memberikan upaya agar terjadi semacam just-in time training. Kategori e-learning ini dirancang untuk dapat memberikan bantuan segera, ketika seseorang ingin menguasai keterampilan, pengetahuan atau lainnya sesesegera mungkin saat itu juga dengan bantuan aplikasi program yang ditanam diwebsite.
5. Telementoring dan e-Coaching
Kategori ini adalah pemanfaatan teknologi internet dan web untuk memberikan bimbingan dan pelatihan jarak jauh. Dalam konteks ini, tool seperti telekonferensi (video, audio, komputer), chatting, instant messaging, atau telepon dipergunakan untuk memandu dan membimbing perkembangan peserta belajar (pemelajar) dalam menguasai pengetahuan, keterampilan atau sikap yang harus dikuasainya.
dari kelima macam e-learning yang telah saya jelaskan maka ini dapat diimplementasikan sesuai dengan kebutuhannya
saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3.
BalasHapus1. Analisis kebutuhan (need analysis)
Pemanfaatan e-learning sangat tergantung pada pengguna dalam memandang atau menilai e-learuing tersebut. Digunakannya teknologi terscbut jika e-learning itu sudah merupakan kebutuhan. Untuk menentukan apakah seseorang ataulembaga pendidrkan membutuhkan atau tidak e-learning itu, maka diperlukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan ini untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang muncul, yaitu apakah fasilitas pendukungnya sudah memadai, apakah didukung oleh dana yang memadai; dan apakah ada dukungan dari pembuat kebijakan. Jika berdasarkan analisis kebutuhan itu diputuskan bahwa e-learning diperlukan, maka perlu membuat studi kelayakan (fasibilitystudy). Ada beberapa komponen penilaian dalam studi kelayakan yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
a. Secara teknis, apakah jaringan internet bisa dipasang beserta infrasruktur pendukungnya, sepeti jaringan komputer, instalasi listrik, saluran telepon, dan sebagainya.
b. Sumber daya manusianya yang memiliki pengetahuan dan kemampuan atau ketetampilan (skill dan knowledg) yang secara teknis bisa mengoperasikannya.
c. Secara ekonomis apakah kegiatan vang dilakukan dengan elearning ini menguntungkan atau tidak, apakah akan membutuhkan biaya yang besar atau kecil.
d. Secara sosial, apakah sikap (attitude) masyarakat dapat menerimanya atau menolak terhadap penggunaan e-learning sebagai bagian dari teknologi dan omunikasi. Untuk itu perlu diciptakan sikap (attitude) yang positif terhadap elearning, khususnya. Dan teknologi informadi dan komunikasi pada umumnya, agar bias mengerti potensi dan dampaknya bagi pembelajar dan masyarakat.
2. Rancangan Pembelajaran
Dalam menentukan rancangan pembelajaran perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain:
a. Course content and learning unit analysis (Analisis isi pembelajaran), seperti ruang lingkup (scope) dan urutan (sequence) materi pembelajaran, atau topik yang relevan.
b. Learner analysis (analisis pemberajar), seperti : latar belakang pendidikan, usia, status pekerjaan, dan sebagainya.
c. Learning context analysis (analisis berkaitan dengan pembelajaran), seperti : kompetensi pembelajaran yang akan dan ingin dibahas secara mendalam pada rancangan ini.
d. Intructional analysis (analisis pembelajaran), seperti : materi pembelajaran yang akan dikelompokkan menurut kepentingannya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah
hingga yang sulit, dan seterusnya.
e. state instructional objectives (tujuan pembelajaran) yang disusun berdasarkan hasil dari analisis pembelajaran.
f. contruct criterion test items, (penyusun tes) yang didasarkan dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
g. select instructional strategt (strategi pemilihan pembelajaran) yang dapat ditetapkan berdasarkan fasilitas yang ada.
3. Tahap Pengembangan
Pengembangan e-learning dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia. selain itu, pengembangan prototype materi pembelajaran dan rancangan pembelajaran yang akan digunakan pun perlu di pertimbangkan dan di evaluasi secara terus menerus.
4. Pelaksanaan
Prototype yang sudah lengkap dapat dipindahkan ke jaringan computer (LAN). Untuk itu pengujian terhadap prototype hendaknya terus menerus dilakukan. Dengan pengujian ini akan diketahui berbagau hambatan yang dihadapi, seperti berkaitan dengan management course tool, apakah materi pembelajarannya memenuhi standar materi pembelajaran mandiri (self learning materials).
5. Evaluasi
Sebelum dilakukan evaluasi, program terlebih dahulu diuji coba dengan mengambil beberapa sample orang. Dari uji coba ini baru dilakukan evaluasi. Prototype perlu dievaluai dalam jangka waktu relative lama dan secara terus menerus untuk diketahui kelebihan dan kekurangannya. Proses dari kelima tahapan tadi di perrukan waktu yang relative lama dan dilakukan berulang kali, karena prosesnya terjadi secara terus menerus. Masukan dari pembelajar atau pihak lain sangat di perlukan untuk perbaikan program tersebut.
Jawaban permasalahan nomor 1
BalasHapusBeberapa contoh aplikasi e-learning diantaranya :
1.Moodle, adalah sebuah aplikasi E-Learning gratis berbasis web, dengan moodle kamu bisa membangun sebuah E-Learning system di lingkungan anda, baik di sekolah, kantor dan universitas. Anda bisa membangun sebuah sistem test online untuk ujian dan mengupload bahan pembelajaran untuk siswa dan mahasiswa. Untuk mendownload versi terbaru moodle kamu bisa klik disini
2. Dokeos
Seperti Moodle dokeos juga adalah sebuah E-Learning berbasis web dengan fitur yang hampir sama dengan Moodle, namun dokeos secara default telah terinstall module video confrence yang memungkinkan anda melakukan video confrence live bersama untuk berdiskusi dan presentasi melalui web. Anda dapat mencoba Dokeos pada disini. Dokeos terdapat versi berbayar namun juga terdapat Community Version yang bisa anda dapatkan secara cuman cuman alias gratis.
3. ATutor
Dengan menggunakan ATutor anda mampu membangun sebuah sistem E-Learning dengan fitur yang boleh dibilang cukup lengkap, dengan ATutor kamu bisa membangun Quiz, Voting, upload gambar, video dan dokumen, cukup lengkap untuk sebuah E-Learning. Seperti halnya Moodle dan Dokeos, ATutor adalah Applikasi berbasis web, sehingga kamu bisa membangun ATutor yang diinstallkan pada Cloud Server anda. Anda bisa mencoba ATutor disini.
saya ingin mencoba menjawab pertanyaan ke 3 saudari
BalasHapusAda 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (E-learning), yaitu:
1. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan
2. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak
3. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan (Newsletter of ODLQC, 2001).
Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan lainnya, seperti adanya:
1) Lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan E-learning,
2) Sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet,
3) Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar,
Baik saya akan menanggapi permasalahan no 2. Sudah, karena menurut (Glossary, 2001)
BalasHapuseLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
Jadi tidak diperlukan tutor namun ketika seseorang sudah melakukan akses internet dengan tujuan untuk mendapatkan informasi maka sudah dikatakan dia itu melakukan pembelajran e-elearning.
disini saya akan menanggapi permasalahan dari saudara yang nomor 2, dimana jika seseorang hanya memiliki elektronik yang mana anda sebutkan itu adalah leptop, namun di leptop tidak ada bahan pembelajaran, tidak ada tutor di daerah tersebut. maka elektronik itu hanya berfungsi sebagai elektronik saja tidak ada kesan untuk pembelajaran jika tidak ada bahan pembelajaran di elektronik tersebut, sesuatu elektronik dikatakan sebagai elektronik learning adalah jika elektronik itu bisa dimanfaatkan untuk menambah waasan pada para pembelajar, mencari informasi untuk memahami sesuatu yang dia tidak pahami
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan no 1..dimana aplikasi line juga bisa kita manfaatkan untuk membuat e learning., selain dimanfaatkan untung chatingan dan menyebar tugas,, aplikasi line juga mendukung kita untuk belajar dengan cara live melalui panggilan group sehingga pembelajaran itu akan terlihat hidup.
BalasHapusBaiklah, saya ingin menangggapi permasalahan anda yang ketiga. Menurut pendapat saya e-learning memiliki syarat-syarat yakni, adanya jaringan internet, pengetahuan siswa tentang teknologi dan cukupnya kemampuan guru dalam menggunakan multimedia berbasis internet.
BalasHapus