Sabtu, 22 September 2018

FENIL PROPANOID


FENIL PROPANOID
]


       A.    ASAL USUL
Fenilpropanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenolik alam yg berasal dari asam amino aromatik fenilalanin dan tirosin. Golongan senyawa ini adalah zat antara dari jalurbiosintesis asam sikimat. Berdasarkan strukturnya, fenilpropanoid memiliki cincin fenil yang menjadi tempat melekatnya rantai samping 3C. Senyawa fenilpropanoid adalah senyawa memiliki kerangka aromatik fenil (C6) dengan rantai samping propanoid (C3), sehingga jumlah total karbonnya adalah 9 dan disebut C9 atau fenil propanoid dan kelipatannya. Fenilpropanoid juga dapat mengandung satu atau lebih residu C6-C3. Karakteristik lainnya adalah tidak mengandung atom nitrogen dan terdapat satu ataubeberapa gugus hidroksil yang melekat pada rantai aromatik, sehingga memiliki sifat fenolik. Karenanya, golongan fenilpropanoid disebut pula sebagai fenolik tumbuhan. 


B.     BIOSINTESIS
Keberadaannya berlimpah pada tumbuhan namun terbatas pada jamur dan belum ditemukan pada manusia atau vertebrata. Senyawa fenilpropanoid terbentuk dari asam sikimat. Selain fenil propanoid, jalur asam sikimat dihipotesiskan membentuk building block C7. Berbagai senyawa golongan lignin, stilben, kumarin memiliki kerangka C9. Sedangkan asam galat, struktur benzoik, berbagai polifenol (bukan jalur tunggal) terbentuk dari struktur C7. Golongan ini melewati starting material asam amino L-tirosin dan L- fenilalalin yang merupakan asam amino esensial (manusia tidak memiliki jalur biosintesis ini), sehingga potensi toksisitasnya kecil pada manusia. Golongan fenil propanoid adalah senyawa yang memiliki aktifitas farmakologi luas seperti antikanker (podofilotoksin), filantin berefek sebagai hepatoprotektor dan stimulan kekebalan dalam tanaman meniran (Phyllanthus niruri), antiaterosklerosis (stilebenoid, dan resveratrol), antidiabetes (sinamaldehide, yang terkandung dalam kulit kayu manis (Cinnamomum burmani)), dan eugenol yang merupakan bahan antiseptik gigi yang diperoleh dari kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromaticum). Berbagai bahan parfum atau aroma aromaterapi juga merupakan senyawa fenilpropanoid. Hal ini dikarenakan minyak atsiri disusun oleh golongan monoterpen, seskuiterpen, dan fenilpropanoid.

C.     IDENTIFIKASI FENILPROPANOID
Senyawa fenilpropanoid dapat diidentifikasi dengan spektrum UV karena punya serapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 245 nm dan sekitar 320 nm. Hal ini disebabkan karena sebagian besar senyawa fenilpropanoid adalah senyawa-senyawa fenol, yang sebagian besar daripadanya mempunyai gugus karbonil yang terkonjugasi dengan ikatan rangkap (C=C atau C=O). Apabila senyawa fenilpropanoid barada dalam bentuk basa, maka akan terlihat perpindahan serapan maksimum di daerah UV ke panjang gelombang yang lebih besar (perpindahan batokromik) yang dapat digunakan untuk identifikasi.
Berikut beberapa senyawa golongan fenil propanoid dan reaksi pengenalan

1.      Dafentin
 Uji identifikasi :
·         Larutan air dafentin + larutan FeCl3 → hijau
·         Larutan air dafentin + Na2CO3 → merah
·         Larutan alkali dafentin + alkali karbonat/alkali → kuning

2.      Psoralen
Uji identifikasi :
·         1 mg psoralen + 5 ml EtOH +15 ml campuran dari 3 bagian propilen glikol, 5 bagian asam asetat, dan 43 bagian air → + UV → fluoresensi biru terang.
·         1 mg psoralen + 2 ml EtOH + 2 tetes NaOH → +UV → fluoresensi kuning

3.      Metoksalen
Uji identifikasi :
·         + sedikit H2SO4 → jingga-kuning → hijau terang.
·         Uji pelarut Wagner → endapan
·          Uji HNO3 → kuning terang

D.    ISOLASI DAN PEMURNIAN FENIL PROPANOID
Secara umum ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari seluruh bagian tumbuhan seperti bunga, buah, daun, kulit batang dan akar menggunakan sistem maserasi menggunakan pelarut organik polar seperti metanol.Beberapa metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang umum digunakan antara lain :
1.      Maserasi,Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan.
2.      Perkolasi,Merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut akan membawa senyawa organik bersama-sama pelarut.
3.      Solketasi,Solketasi menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut akan dapat di hemat karena terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel.
4.      Destilasi uap,Proses destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan pada suhu yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan.
Pemurnian senyawa dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan rekristalisasi, uji tiga eluen yang berbeda kepolarannya, serta uji titik leleh senyawa tersebut. Pemilihan pelarut tersebut didasarkan pada prinsip rekristalisasi yaitu sampel yang tidak larut dalam suatu pelarut pada suhu kamar tetapi dapat larut dalam pelarut pada suhu kamar. Jadi rekristalisasi meliputi tahap awal yaitu melarutkan senyawa yang akan dimurnikan dalam sedikit mungkin pelarut atau campuran pelarut dalam keadaaan panas atau bahkan sampai suhu pendidihan Sehingga diperoleh larutan jernih dan tahapan selanjutnya yaitu mendinginkan larutan yang akan dapat menyebabkan terbentuknya kristal, lalu dipisahkan melalui penyaringan (Agusti, 2011). Fraksi gabungan yang diperoleh kemudian di KLT sistem tiga eluen dengan menggunakan larutan pengembang atau eluen yang sesuai. Jika hasil KLT memperlihatkan noda tunggal, maka senyawa tersebut telah murni.

Permasalahan :
1.      Bagaimana kita mengidentifiasi senyawa tannin dan apa fungsinya senyawa tanin ?
2.      Apa yang menyebabkan senyawa fenil propanoid memiliki banyak kemungkinan reaksi yang terjadi pada senyawa fenil propanoid, seperti reaksi esterifikasi, reaksi reduksi, reaksi Diels Alder, reaksi hidrolisis, dan lain-lain  dan jelaskan reaksi yang terjadi ?


5 komentar:

  1. Baik saya akan menjawab permasalahan no 1
    Metode-metode yang kerap digunakan dalam proses identifikasi tanin antara lain adalah: Uji Goldbeater’s skin, Uji Warna dan Pengendapan, Uji Larutan Gelatin, Identifikasi Breamer’s, Identifikasi dengan Reagen Bromin, Identifikasi dengan Phenazone, Identifikasi Mitchell’s, dan Uji Senyawa Katekin. Berikut penjabarannya.
    A. Uji Identifikasi Umum
    Sebelum dilakukan uji-uji lanjutan terhadap tanin, kita perlu mengatahui terlebih dahulu karakteristik fisik maupun kimia dari senyawa tanin itu sendiri. Tanin larut dalam air, alkali encer, alkohol, gliserol, dan aseton, tetapi hanya sedikit larut dalam pelarut organik. Dalam bentuk larutan tanin mengendapkan logam berat, alkaloid, glikosida, dan gelatin. Selain itu tanin merupakan senyawa polifenol, maka dari itu dapat diterapkan beberapa uji indentifikasi fenol untuk mengetahui adanya senyawa tanin dalam suatu simplisia.
    B. Uji Goldbeater’s Skin
    Goldbeater’s skin diperoleh dari usus bagian luar dari sapi muda. Adanya noda coklat atau kehitaman pada goldbeater’s skin menujukkan adanya tanin dalam zat uji. Goldbeater’s skin dilakukan dengan prosedur berikut ini.
    Uji Goldbeater’s skin ini memberikan hasil positif untuk senyawa tanin sebenarnya dan memberikan hasil negatif untuk pseudotanin. Oleh karenanya uji ini seringkali digunakan untuk mendeferensialkan tanin sebenernya dari pseudotanin.
    C. Uji Warna dan Pengendapan
    Indentifikasi dengan pengamatan terhadap warna atau endapan yang terbentuk pada larutan simplisia uji dengan penambahan reagen ke dalamnnya. Berikut merupakan ringkasan uji sederhana dengan bebebagai reagen yang dirangkum dalam tabel 1, berikut Uji Vanilin Hidroklorida terhadap tanin.

    BalasHapus
  2. Saya akan menjawab permasalahan saudari no 2 dimana Banyak kemungkinan reaksi yang terjadi pada fenilpropanoida, seperti reaksi esterifikasi, reaksi reduksi, reaksi Diels Alder, reaksi hidrolisis dan lain-lain. Hal ini karena gugus fungsi yang terikat pada fenilpropanoida bermacammacam

    BalasHapus
  3. saya ingin mencoba menanggapi permasalaha pertama saudari
    Tanin larut dalam air, alkali encer, alkohol, gliserol, dan aseton, tetapi hanya sedikit larut dalam pelarut organik. Dalam bentuk larutan tanin mengendapkan logam berat, alkaloid, glikosida, dan gelatin. Selain itu tanin merupakan senyawa polifenol, maka dari itu dapat diterapkan beberapa uji indentifikasi fenol untuk mengetahui adanya senyawa tanin dalam suatu simplisia.
    Seperti senyawa fenol lainnya tanin akan bereaksi dengan garam Besi (III). Larutan sampel akan memberikan warna intesif merah, biru, unggu atau hijau, dari kompleks triaryloksi yang menandakan adanya senyawa fenol dalam sampel tersebut. Uji breamer’s dilakukan dengan mekanisme berikut: sejumlah sampel dilarutkan dalam aquadest, etanol, atau campurannya keduannya. Jika tidak larut dalam air dapat dilarutkan dalam kloroform atau diklorometan dengan sejumlah kecil piridin. Teteskan sejumlah FeCl31% lalu amati perubahan warna yang terjadi. Pada tanin terhidrolisa seperti Gallotanin dan Ellagitanin memberikan endapan berwarna Biru Kehitaman. Sedangkan pada tanin terkondensasi seperti Phlobatanin atau Katekol tanin, dengan FeCl3 akan memberikan endapan berwarna hijau kecoklatan.
    Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat dan kegunaan tanin adalah sebagai berikut :
    1. Sebagai anti hama untuk mencegah serangga dan fungi pada tanaman.
    2. Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian tertentu tanaman, misalnya pada bagian buah, saat masih muda akan terasa pahit dan sepat.
    3. Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit.
    4. Untuk proses metabolisme dari beberapa bagian tanaman.
    5. Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai antiseptik.
    6. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid).
    7. Sebagai reagen pendeteksi gelatin, alkaloid, dan protein.
    8. Sebagai penyamak kulit dan pengawet

    BalasHapus
  4. Baiklah saya akan menjawab permasalahan no 1
    Cara identifikasi tannin pada praktikum kali ini adalah dengan menggunakan reaksi warna
    yaitu dengan mempersiapkan 0,3 gram ekstrak ditambah dengan 10 ml aquadest panas.
    Mengaduknya dan membiarkannya sampai temperature kamar, kemudian merambahkan 3-4 tetes
    10% NaCl, mengaduknya lalu disaring. Filtrat dibagi menjadi 3 bagian masing-masing 4 ml
    dan mcmbcrinya label IVA, IVB, dan IVC. Larutan IVA digunakan sebagai blanko.
    a. Uji FeCl
    Menambahkan beberapa tetes larutan FeCl, pada larutan IVC, dan mengamati
    perubahan wama yang terjadi Jika terjadi warna hijau kchitaman menunjukkan
    adanya tannin. Pada percobaan ini menghasilkan wama hijau biru hingga hitam. Hal
    ini menunjukkan bahwa simplisia X tidak mein (ncgatif).
    Menambahkan sedikit demi sedikit larutan gelatin dan larutan NaCl 10 % pada
    larutan IVB. Jika terbenuk endapan berwarma putih maka menunjukkan adanya
    b. Uji Giclatin
    tannin. Pada percobaan ini tidak menghasilkan endapan putih. Hal ini menunjukkan
    bah wa simplisia X tidak mengandung tannin (negatif).

    BalasHapus
  5. Baiklah disini saya akan menambahkan jawaban dari permasalahan yang pertama
    Dalam dunia kesehatan tanin mempunyai beberapa khasiat, antara lain:
    1. Astrigensia - Pengelat dan Anti diare
    Tanin dapat menciutkan (adstrigensia) dan mengeraskan dinding usus, sehingga dapat mengurangi keluar masuknya cairan dalam usus. Tanin juga dapat digunakan untuk menciutkan pori-pori kulit.
    2. Anti bakteri
    Efek antibakteri tanin antara lain melalui reaksi dengan membran sel. Flavonoid dalam tanin akan mendenaturasi dan mengkoagulasi protein serta merusak membran dinding sel.
    3. Antioksidan
    Ketekin dalam tanin mempunyai sifat antioksidatif yang berperan dalam melawan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh
    4. Antidotum - Penawar racun
    Tanin akan mengeluarkan asam tamak yang tidak larut dan bereaksi dengan alkaloida membentuk tanat yang mengendap.

    BalasHapus