FENIL
PROPANOID
]
A. ASAL
USUL
Fenilpropanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenolik
alam yg berasal dari asam amino aromatik fenilalanin dan tirosin. Golongan
senyawa ini adalah zat antara dari jalurbiosintesis asam sikimat. Berdasarkan
strukturnya, fenilpropanoid memiliki cincin fenil yang menjadi tempat
melekatnya rantai samping 3C. Senyawa fenilpropanoid adalah senyawa memiliki kerangka
aromatik fenil (C6) dengan rantai samping propanoid (C3), sehingga jumlah total
karbonnya adalah 9 dan disebut C9 atau fenil propanoid dan kelipatannya.
Fenilpropanoid juga dapat mengandung satu atau lebih residu C6-C3. Karakteristik
lainnya adalah tidak mengandung atom nitrogen dan terdapat satu ataubeberapa
gugus hidroksil yang melekat pada rantai aromatik, sehingga memiliki sifat
fenolik. Karenanya, golongan fenilpropanoid disebut pula sebagai fenolik
tumbuhan.
B. BIOSINTESIS
Keberadaannya berlimpah pada tumbuhan namun terbatas
pada jamur dan belum ditemukan pada manusia atau vertebrata. Senyawa
fenilpropanoid terbentuk dari asam sikimat. Selain fenil propanoid, jalur asam
sikimat dihipotesiskan membentuk building block C7. Berbagai senyawa
golongan lignin, stilben, kumarin memiliki kerangka C9. Sedangkan asam galat,
struktur benzoik, berbagai polifenol (bukan jalur tunggal) terbentuk dari
struktur C7. Golongan ini melewati starting material asam amino
L-tirosin dan L- fenilalalin yang merupakan asam amino esensial (manusia tidak
memiliki jalur biosintesis ini), sehingga potensi toksisitasnya kecil pada
manusia. Golongan fenil propanoid adalah senyawa yang memiliki aktifitas
farmakologi luas seperti antikanker (podofilotoksin), filantin berefek sebagai
hepatoprotektor dan stimulan kekebalan dalam tanaman meniran (Phyllanthus
niruri), antiaterosklerosis (stilebenoid, dan resveratrol), antidiabetes
(sinamaldehide, yang terkandung dalam kulit kayu manis (Cinnamomum burmani)),
dan eugenol yang merupakan bahan antiseptik gigi yang diperoleh dari kuncup
bunga cengkeh (Syzygium aromaticum). Berbagai bahan parfum atau aroma
aromaterapi juga merupakan senyawa fenilpropanoid. Hal ini dikarenakan minyak
atsiri disusun oleh golongan monoterpen, seskuiterpen, dan fenilpropanoid.
C.
IDENTIFIKASI FENILPROPANOID
Senyawa fenilpropanoid dapat diidentifikasi dengan spektrum
UV karena punya serapan maksimum pada panjang gelombang sekitar 245 nm dan
sekitar 320 nm. Hal ini disebabkan karena sebagian besar senyawa fenilpropanoid
adalah senyawa-senyawa fenol, yang sebagian besar daripadanya mempunyai gugus
karbonil yang terkonjugasi dengan ikatan rangkap (C=C atau C=O). Apabila
senyawa fenilpropanoid barada dalam bentuk basa, maka akan terlihat perpindahan
serapan maksimum di daerah UV ke panjang gelombang yang lebih besar
(perpindahan batokromik) yang dapat digunakan untuk identifikasi.
Berikut
beberapa senyawa golongan fenil propanoid dan reaksi pengenalan
1. Dafentin
Uji identifikasi :
·
Larutan air dafentin + larutan FeCl3
→ hijau
·
Larutan air dafentin + Na2CO3 →
merah
·
Larutan alkali dafentin + alkali
karbonat/alkali → kuning
2. Psoralen
Uji
identifikasi :
·
1 mg psoralen + 5 ml EtOH +15 ml
campuran dari 3 bagian propilen glikol, 5 bagian asam asetat, dan 43 bagian air
→ + UV → fluoresensi biru terang.
·
1 mg psoralen + 2 ml EtOH + 2 tetes
NaOH → +UV → fluoresensi kuning
3. Metoksalen
Uji
identifikasi :
·
+ sedikit H2SO4 → jingga-kuning →
hijau terang.
·
Uji pelarut Wagner → endapan
·
Uji HNO3 → kuning terang
D.
ISOLASI DAN PEMURNIAN FENIL
PROPANOID
Secara umum ekstraksi senyawa
metabolit sekunder dari seluruh bagian tumbuhan seperti bunga, buah, daun,
kulit batang dan akar menggunakan sistem maserasi menggunakan pelarut organik
polar seperti metanol.Beberapa metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang
umum digunakan antara lain :
1.
Maserasi,Maserasi merupakan proses
perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur
ruangan.
2.
Perkolasi,Merupakan proses
melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut akan membawa senyawa
organik bersama-sama pelarut.
3.
Solketasi,Solketasi menggunakan
soklet dengan pemanasan dan pelarut akan dapat di hemat karena terjadinya
sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel.
4.
Destilasi uap,Proses destilasi lebih
banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan pada suhu yang cukup tinggi,
yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan.
Pemurnian senyawa dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu dengan rekristalisasi, uji tiga eluen yang berbeda
kepolarannya, serta uji titik leleh senyawa tersebut. Pemilihan pelarut
tersebut didasarkan pada prinsip rekristalisasi yaitu sampel yang tidak larut
dalam suatu pelarut pada suhu kamar tetapi dapat larut dalam pelarut pada suhu
kamar. Jadi rekristalisasi meliputi tahap awal yaitu melarutkan senyawa yang
akan dimurnikan dalam sedikit mungkin pelarut atau campuran pelarut dalam
keadaaan panas atau bahkan sampai suhu pendidihan Sehingga diperoleh larutan
jernih dan tahapan selanjutnya yaitu mendinginkan larutan yang akan dapat
menyebabkan terbentuknya kristal, lalu dipisahkan melalui penyaringan (Agusti,
2011). Fraksi gabungan yang diperoleh kemudian di KLT sistem tiga eluen dengan
menggunakan larutan pengembang atau eluen yang sesuai. Jika hasil KLT
memperlihatkan noda tunggal, maka senyawa tersebut telah murni.
Permasalahan
:
1. Bagaimana
kita mengidentifiasi senyawa tannin dan apa fungsinya senyawa tanin ?
2. Apa
yang menyebabkan senyawa fenil propanoid memiliki banyak kemungkinan reaksi yang terjadi pada senyawa fenil
propanoid, seperti reaksi esterifikasi, reaksi reduksi, reaksi Diels Alder, reaksi
hidrolisis, dan lain-lain dan jelaskan
reaksi yang terjadi ?