Sabtu, 05 Mei 2018

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DALAM
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Fase industri merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai dengan mekanisasi produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia, industri 2.0 dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot. Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan cyber fisik dan kolaborasi manufaktur (Hermann et al, 2015; Irianto, 2017). Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur.

Lee et al (2013) menjelaskan, industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yang didorong oleh empat faktor:
1) Peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas;
2) Munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis;
3) Terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin; dan
4) Perbaikan

Hermann et al (2016) menambahkan, ada empat desain prinsip industri 4.0. Pertama, interkoneksi (sambungan) yaitu kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan orang untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Things (IoT) atau Internet of People (IoP). Prinsip ini membutuhkan kolaborasi, keamanan, dan standar. Kedua, transparansi informasi merupakan kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan virtual dunia fisik dengan memperkaya model digital dengan data sensor termasuk analisis data dan penyediaan informasi. Ketiga, bantuan teknis yang meliputi;
(a) kemampuan sistem bantuan untuk mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah mendesak dalam waktu singkat;
(b) kemampuan sistem untuk mendukung manusia dengan melakukan berbagai tugas yang tidak menyenangkan, terlalu melelahkan, atau tidak aman;
(c) meliputi bantuan visual dan fisik. Keempat, keputusan terdesentralisasi yang merupakan kemampuan sistem fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan tugas seefektif mungkin. Secara sederhana, prinsip industri 4.0 menurut Hermann et al (2016) dapat digambarkan sebagai berikut.


Tantangan dan peluang industri 4.0 mendorong inovasi dan kreasi pendidikan kejuruan. Pemerintah perlu meninjau relevansi antara pendidikan kejuruan dan pekerjaan untuk merespon perubahan, tantangan, dan peluang era industri 4.0 dengan tetap memperhatikan aspek kemanusiaan (humanities). Tantangan pendidikan kejuruan semakin kompleks dengan industri 4.0.

Menjawab tantangan industri 4.0, Bukit (2014) menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan (Vocational Education) sebagai pendidikan yang berbeda dari jenis pendidikan lainnya harus memiliki karakteristik sebagai berikut; 1) berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja; 2) justifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan; 3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif; 4) tolok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah; 5) kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja; 6) memerlukan sarana dan prasarana yang memadai; dan 7) adanya dukungan masyarakat.

Tantangan tersebut harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan pengangguran. Pemerintah berupaya merespon tantangan industri 4.0, ancaman pengangguran, dan bonus demografi dengan fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan kejuruan di tahun 2018. Pemerintah melalui kebijakan lintas kementerian dan lembaga mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah revitalisasi pendidikan kejuruan Indonesia. Dukungan dari pemerintah harus mencakup, 1) sistem pembelajaran, 2) satuan pendidikan, 3) peserta didik, dan 4) pendidik dan tenaga kependidikan juga dibutuhkan.

Revitalisasi sistem pembelajaran meliputi,
1) kurikulum dan pendidikan karakter,
 2) bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
3) kewirausahaan,
4) penyelarasan, dan
5) evaluasi.

Satuan pendidikan meliputi,
1) unit sekolah baru dan ruang kelas baru,
2) ruang belajar lainnya,
3) rehabilitasi ruang kelas,
4) asrama siswa dan guru,
5) peralatan, dan
6) manajemen dan kultur sekolah.

Elemen peserta didik meliputi,
1) pemberian beasiswa dan
2) pengembangan bakat minat.

Elemen pendidik dan tenaga kependidikan meliputi,
1) penyediaan,
2) distribusi,
3) kualifikasi,
4) sertifikasi,
5) pelatihan,
6) karir dan kesejahteraan, dan
7) penghargaan dan perlindungan.

Menurut Trillling dan Fadel (2009), pembelajaran abad 21 berorientasi pada gaya hidup digital, alat berpikir, penelitian pembelajaran dan cara kerja pengetahuan (lihat gambar 3). Tiga dari empat orientasi pembelajaran abad 21 sangat dekat dengan pendidikan kejuruan yaitu cara kerja pengetahuan, penguatan alat berpikir, dan gaya hidup digital. Cara kerja pengetahuan merupakan kemampuan berkolaborasi dalam tim dengan lokasi yang berbeda dan dengan alat yang berbeda, penguatan alat berpikir merupakan kemampuan menggunakan teknologi, alat digital, dan layanan, dan gaya hidup digital merupakan kemampuan untuk menggunakan dan menyesuaikan dengan era digital (Trilling & Fadel, 2009).

Forum ekonomi dunia melansir, struktur keterampilan abad 21 akan mengalami perubahan. Pada tahun 2015, struktur keterampilan sebagai berikut;
1) pemecahan masalah yang kompleks;
2) kerjasama dengan orang lain;
3) manajemen orang;
4) berpikir kritis;
5) negosiasi;
6) kontrol kualitas;
7) orientasi layanan;
8) penilaian dan pengambilan keputusan;
9) mendengarkan secara aktif; dan
10); kreativitas.

 Pada tahun 2020 struktur kerja berubah menjadi;
1) pemecahan masalah yang kompleks;
2) berpikir kritis;
3) kreativitas;
4) manajemen orang;
5) kerjasama dengan orang lain
6) kecerdasan emosional;
7) penilaian dan pengambilan keputusan;
8) orientasi layanan;
9) negosiasi; dan
10) fleksibilitas kognitif (Irianto, 2017).

Seluruh bentuk kecakapan dan keterampilan di abad 21 dan era industri 4.0 yang dibutuhkan harus diintegrasikan ke dalam elemen pendidikan kejuruan. Mulai dari sistem pembelajaran, satuan pendidikan, peserta didik, hingga ke pendidik dan tenaga kependidikan.


PERMASALAHAN :

1. Bagaimana langkah kecil yang harus dilakukan pada dunia pendidikan oleh kita sebagai calon guru dalam menghadapi revolusi industri 4.0 ?
2. Apa saja keterampilan yang sangat dibutuhkan di masa depan atau di era industri 4.0 ?
3. Bagaimana sekolah menyiapkan untuk memasukin babak baru dunia pendidikan yang berlalu begitu cepat ?

7 komentar:

  1. Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan ke-1

    Pada dasarnya perlu kita ketahui apa yang dimaksud dengan revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 adalah dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan tinggi.
    Sehingga dapat disimpulkan bahwasannya seorang guru dalam menghadapi revolusi 4.0 ini harus benar-benar siap akan sebuah terknolosi yang akan emmpengaruhi proses pembelajarannya agar dapat mengikuti perkembangan zaman yang berpedoman pada tekbologi.

    BalasHapus
  2. saya akan menanggapi permasalahan no. 2 dimana Terdapat 4 keahlian utama yang dibutuhkan untuk menghadapi industri 4.0.

    Pertama, kita harus memiliki keterampilan informasi, media, dan teknologi. Dengan istilah lain, kita harus melek teknologi. Yang dimaksud dengan keterampilan informasi, media, dan teknologi meliputi literasi media, keaksaraan visual, literasi multikultural, kesadaran global, dan literasi teknologi.

    Kedua, keterampilan belajar dan berinovasi yang meliputi kreativitas dan keingintahuan, pemecah masalah (problem solving), dan pengambil resiko. Ketiga, terampil dalam hidup dan belajar seperti memiliki jiwa kepemimpinan dan bertanggung jawab, memiliki nilai etis dan moral, produktivitas dan akuntabilitas, fleksibilitas dan adaptasi, sosial dan lintas budaya, inisiatif dan mengarahkan diri.

    Keempat, memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang efektif seperti mampu bekerja dalam tim dan berkolaborasi, memiliki tanggung jawab pribadi dan sosial, dalam berkomunikasi harus interaktif, memiliki orientasi nasional dan global.

    BalasHapus
  3. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 2, dimana kita sebagai generasi muda seharusnya mempunyai skill yang baik untuk masa depan, lebih terampil, kreatif dan inovatif dalam menggunakan teknologi dan juga harus dapat mengikuti perkembangan zaman dalam artian teknologi yang semakin canggih ini, terus belajar mengembangkan dan mengikuti perkembangan teknologi agar tidak gaptek.

    BalasHapus
  4. Menjawab permasalahan pertama
    Menurut saya yg perlu dipersiapkan adalah kompetensi dasar calon guru itu sendiri perlu dimantapkan, kemudian kemampuan dalam mengelola media elektronik untuk menunjang pembelajaran juga harus ditungkatkan. Dan yang terpenting kita harus menerapkan long life learner, yaitu pembelajaran yang berkelanjutan atau seumur hidup sehingga ilmu pengetahuan selalu berkembang dan terupdate

    BalasHapus
  5. Saya akan menanggapi permasalahan no. 2 keterampilan yang dibutuhkan untuk memasuki era revolusi industri 4.0 generasi muda perlu mempersiapkannya mulai dari sekarang dengan cara mengasah skill sejak saat ini, khususnya dalam kemampuan learning and innovation yang mencakup kemampuan empat (4C’s), yaitu critical thinking dan complex problem solving; creative thinking dan innovation; communication, dan collaboration atau networking), kepemimpinan dan kerjasama tim serta Digital Literacy, dimana literasi lama yang mengandalkan baca, tulis dan matematika juga harus diperkuat. Lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang berkarakter, kompeten, dan inovatif. Selain unggul di bidang akademik, generasi saat ini juga harus berdaya saing tinggi. Persaingan di luar dana sangat ketat, apalagi sekarang sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

    BalasHapus
  6. Baiklah disini saya ingin menjWab pertanyaan nomor satu yaitu sebagai seorang guru kita harus mengasah kemampuan kita dengan meningkatkan kreativitas dan sikap kritis dalam menerima revolusi industri tersebut, kemudian kita juga dapat mengajarkan kepada peserta didik kita

    BalasHapus
  7. saya akan menanggapi pertanyaan dari saudara dimana Bagaimana sekolah menyiapkan untuk memasukin babak baru dunia pendidikan yang berlalu begitu cepat.
    menurut saya dapat dilakukan dengan cara 1) penyediaan,
    2) distribusi,
    3) kualifikasi,
    4) sertifikasi,
    5) pelatihan,
    6) karir dan kesejahteraan, dan
    7) penghargaan dan perlindungan.
    menyediakan fasilitas yang tersedia di sekolah, melakukan evaluasi setiap kurun waktu tertentu sehingga kesalahan dapat diketahui

    BalasHapus