Selasa, 28 Agustus 2018

TERPENOID


TERPENOID


       A.     ASAL USUL
Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Pada tumbuhan, senyawa-senyawa golongan terpena dan modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit sekunder. Terpena dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan, terutama serangga dan beberapa hewan laut. Di samping sebagai metabolit sekunder, terpena merupakan kerangka penyusun sejumlah senyawa penting bagi makhluk hidup. Sebagai contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpena; juga karoten dan retinol. Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk getah tusam, terpentin (turpentine).
Terpen mendapatkan tempat tersediri dalam kimia organik-Cepatnya asetibilitas mereka, kelimpahan, mudahnya mereka diisolasi. relatif sederhana komposisi mereka dan mudahnya dikenal serta transformasi yang sangat menarik menyebabkan senyawa terpen merupakan objek yang sangat disukai oleh pakar kimia organik. Pada akhir abad 1800 muncul banyak pakar terkenal dalam bidang organik senyawa terpenoid seperti: Wallach, Perkin, Tiemann, Baeyer, Bredt," Meerwein, Triebs, Ruzicha, Barfon, Jones dan masih banyak lagi. pada awal tahun 1900-an penelitian difokuskan pada pengungkapan struktur senyawa terpen yang umum, berikut penemuan-penemuan baru, kemudian mempelajari secara mendalam stereokimia, reaksi, tata ulang dan biosintesis dari senyawa-senyawa yang sangat menarik. Senyawa terpenoid yang meliputi kimia steroid dan karotenoid sekarang merupakan bagian utama dalam bidang kimia organik dan kimia organik bahan alam.

B.     STRUKTUR MOLEKUL
Terpena memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n merupakan penentu kelompok tipe terpena. Modifikasi terpena (disebut terpenoid, berarti "serupa dengan terpena") adalah senyawa dengan struktur serupa tetapi tidak dapat dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini menyusun banyak minyak atsiri.

a)      Monoterpenoid
Monoterpeoid merupakan senyawa essence dan memiliki dan memiliki bau yang spesifik yang dibangun oleh 2 unti isopren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih dari 1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat tinggi, binatang laut, serangga, dan jenis vertebrata dan struktur senyawanya telah diketahui. Struktur dari senyawa monoterpenoid yang telah dikenal merupakan perbedaan dari 38 jenis kerangka yang berbeda, sedangkan prinsip dasar penyusunannya tetap sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2 unit isoprene. Struktur monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik. Senyawa monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolotik, dan sedatif.

b)     Seskuiterpenoid
Seskuiterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang dibangun oleh 3 unit isoprene yang terdiri dari kerangka unit asiklik atau bisiklik dengan kerangka naphtalen. Senyawa terpenoid mempunyai boiaktifitas yang cukup besar, diantaranya sebagai antifeedant, hormone, antimikroba, antibiotic dan toksin sebagai regulator pertumbuhan tanaman dan pemanis. Senyawa-senyawa seskuiterpen diturunkan dari cis-farnesil pirofosfat dan trans farnesil piropospat melaului reaksi siklisasi dan reaksi sekunder lain. Kedua isomer farnesil piropospat ini dihasilkan dari melalui mekanisme yang sama seperti isomerisasi abtara geranil dan nerol.

c)      Diterpenoid
Diterpenoid merupakan senyawa yang mempunyai 20 atom karbon yang dibangun oleh 4 unti isoprene. Senyawa ini mempunyai bioaktifitas yang cukup luas yaitu sebagai hormone pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, abtifouling dan anti karsinogenik. Senyawa diterpenoid dapat membentuk asiklik, bisiklik, trisiklik, dan tetrasiklik. Tata nama yang digunakan merupakan tata nama trivial.

d)     Triterpenoid
Lebih dari 4000 jenis triterpenoid, telah diisolasi dengan lebih dari 40 jenis kerangka dasar yang sudah dikenal dan pada prinsipnya merupakan proses siklisasi dan sekualen. Tritepenoid terdiri dari kerangka dengan 3 siklik 6 yang bergabung dengan siklik 5 atau berupa 4 siklik 6 yang mempunyai fungsi siklik pada siklik tertentu.

e)      Tetraterpenoid
Merupakan senyawa dengan senyawa C yang berjumlah 40. Rumus molekul tetraterpenoid adalah C40H64. Terdiri dari 8 unit isoprene. Sedangkan biosintesisnya berasal dari geranyl-geraniol. Tetraterpenoid lebih dikenal dengan nama karotenoid. Terdiri dari urutan panjang ikatan rangkap terkonjugasi sehingga memberikan warna kuning, oranye dan merah. Karotenoid terdapat pada tanaman akar wortel, daun bayam, buah tomat, dan biji kelapa sawit.

f)       Polyterpenoid
Disintesis dalam tanaman dari asetal melalui pyroposfat isopentil (C5)dan dari konjugasi jumlah unit isoprene. Ditemukan dalam latek dari karet. Plyterpenoid merupakan senyawa penghasil karet.


C.     BIOSINTESIS SENYAWA TERPENOID
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan struktur yang besar dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprene (C5)yang bergandengan dalam model kepala ke ekor, sedangkan unit isoprene diturunkan dari metabolism asam asetat oleh jalur asam mevalonat (MVA). Adapun reaaksinya adalah sebagai berikut:


Secara umum biosintesa dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:
         1)      Pembentukan isoprene aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.
        2)      Penggabungan kepala dan ekor dua unit isoprene akan membentuk mono-, seskui-, di-. sester-,            dan poli-terpenoid.
        3)      Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan steroid.
Mekanisme dari tahap-tahap reaksi biosintesis terpenoid adalah asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana ditemukan pada asam mevalinat, reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforialsi, eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasimenghasilkan isopentenil (IPP) yang selanjutnya berisomerisasi menjadi dimetil alil piropospat (DMAPP) oleh enzim isomeriasi. IPP sebagai unti isoprene aktif bergabung secara kepala ke ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasi isoprene untuk menghasilkan terpenoid.


       D.    ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TERPENOID
Ekstraksi senyawa terpenoid dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui sokletasi dan maserasi. Sekletasi dilakukan dengan melakukan disokletasi pada serbuk kering yang akan diuji dengan 5L n-hexana. Ekstrak n-hexana dipekatkan lalu disabunkan dalam 50 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktifitas bakteri. Teknik maserasi menggunakan pelarut methanol. Ekstrak methanol dipekatkan lalu lalu dihidriolisis dalam 100 mL HCl 4M.hasil hidrolisis diekstraksi dengan 5 x 50 mL n-heksana. Ekstrak n-heksana dipekatkan lalu disabunkan dalam 10 mL KOH 10%. Ekstrak n-heksana dikentalkan lalu diuji fitokimia dan uji aktivitas bakteri. Uji aaktivitas bakteri dilakukan dengan pembiakan bakteri dengan menggunakan jarum ose yang dilakukan secara aseptis. Lalu dimasukkan ke dalam tabung yang berisi 2mL. Meller-Hinton broth kemudian diinkubasi bakteri homogen selama 24 jam pada suhu 35°C.suspensi baketri homogeny yang telah diinkubasi siap dioleskan pada permukaan media Mueller-Hinton agar secara merata dengan menggunakan lidi kapas yang steril. Kemudian tempelkan disk yang berisi sampel, standar tetrasiklin serta pelarutnya yang digunakan sebagai kontrol. Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C. dilakukan pengukuran daya hambat zat terhadap baketri.
Uji fitokimia dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard. Perekasi Lebermann-Burchard merupakan campuran antara asam setat anhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetil didalam kloroform setelah. Alasan penggunaan kloroform adalah karena golongan senyawa ini paling larut baik didalam pelarut ini dan yang paling prinsipil adalah tidak mengandung molekul air. Jika dalam larutan uji terdapat molekul air maka asam asetat anhidrat akan berubah menjadi asam asetat sebelum reaksi berjalan dan turunan asetil tidak akan terbentuk.

E.     BIOAKTIVITAS
Beberapa penelitian melaporkan bahwa kandungan bioaktif lumut sebagian besar teridentifikasi sebagai senyawa fenolik dan terpenoid. Senyawa fenolik adalah substansi yang mempunyai cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil sehingga sifatnya mudah larut dalam pelarut polar. Beberapa contoh dari senyawa fenolik adalah fenolik sederhana, asam fenolik, quinon, flavonoid, flavon, flavonol, dan tanin. Berbeda halnya dengan senyawa terpenoid, senyawa ini merupakan senyawa utama penyusun fraksi minyak atsiri dalam tumbuhan. Senyawa terpenoid terdiri dari monoterpenoid, sesquiterpenoid, diterpenoid, dan triterpenoid. Senyawa fenolik dan terpenoid memiliki sifat dan aktivitas antibakteri yang berbeda. Akan tetapi, secara umum mekanisme antibakteri kedua senyawa tersebut adalah dengan merusak struktur dinding sel dan mengubah permeabilitas membran sitoplasma sel. Perubahan dan kerusakan yang terjadi selanjutnya akan menyebabkan kebocoran bahan-bahan intraseluler dan terganggunya sistem metabolisme sel. Untuk memperoleh kandungan senyawa bioaktif pada tumbuhan, faktor penting yang harus diperhatikan adalah metode ekstraksi. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu senyawa tertentu menggunakan pelarut organik berdasarkan derajat polaritasnya. Pemilihan metode ekstraksi yang sesuai sangat menentukan kualitas dari senyawa antibakteri yang akan dihasilkan. Salah satu metode ekstraksi yang umum digunakan untuk mengekstrak senyawa bioaktif pada tumbuhan adalah metode ekstraksi bertingkat. Dalam metode ini proses ekstraksi terbagi dalam tiga tahap. Proses ekstraksi tahap pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan pelarut non polar (n-heksana, sikloheksana, toluena, dan kloroform) dan semi polar (diklorometan, dietil eter, dan etil asetat), sedangkan proses ekstraksi tahap ketiga menggunakan pelarut polar (metanol, etanol dan air).
Salah satu jenis tumbuhan lumut yang sering diteliti kandungan bioaktifnya karena berfungsi sebagai antibakteri adalah Marchantia polymorpha. Menurut Asakawa, seorang peneliti asal Universitas Tokushima Bunri Jepang, M. polymorpha termasuk ke dalam kelas lumut hati (hepaticae). Sifat antibakteri ekstrak lumut M. polymorpha dipengaruhi kuat oleh senyawa fenolik sederhana yang disebut Marchantin A. Lebih lanjut, sebagai perbandingan Asakawa menyatakan bahwa untuk mendapatkan 120 gram senyawa Marchantin A dalam bentuk murni, maka dibutuhkan sebanyak 6,67 kilogram bahan lumut dalam bentuk kering. Penelitian lainnya terkait bioaktivitas tumbuhan lumut adalah pengujian ekstrak lumut Plagiochasma commutata terhadap beberapa bakteri Gram positif dan Gram negatif. Penelitian ini dilakukan oleh Ilhan, seorang peneliti asal Universitas Osmangazi Turki. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ekstrak dari lumut P. commutata memiliki aktivitas antibakteri yang kuat terhadap bakteri uji yang digunakan. Bakteri uji Gram positif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Bacillus mycoides, B. cereus, B. subtilis, dan Micrococcus luteus, sedangkan bakteri uji Gram negatif, meliputi: Klebsiella pneumoniae, Yersinia enterocolitica, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, dan Enterobacter aerogenes.
Hasil-hasil dari penelitian di atas memberi gambaran singkat bahwa ekstrak tumbuhan lumut memiliki aktivitas biologis sebagai antibakteri. Antibakteri yang diperoleh ini nantinya diharapkan dapat digunakan secara luas dalam dunia medis. Terlebih lagi sebelumnya mengingat bahwa kondisi wilayah Indonesia memiliki beragam jenis tumbuhan lumut yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. 


PERMASALAHAN :
1.      Bagaimana cara kita memperoleh kandungan senyawa bioaktif pada tumbuhan ?
2.      Apakah kegunaan dari terpenoid bagi tumbuhan ?
3.  Apa yang membedakan antara terpenoid dengan fenolik sedangkan dikatakan bahwa fungsi keduanya sama yaitu merusak struktur dinding sel dan mengubah permeabilitas membrane sitoplasma sel. Apakah terpenoid dan fenolik memiliki struktur atau gugus yang sama sehingga memiliki fungsi yang sama pula dalam mencegah bakteri atau kanker ?

Selasa, 21 Agustus 2018

Karakteristik Metabolit Primer dan Metabolit Sekunder


Makhluk hidup merupakan sesuatu yang unik apabila ditinjau dari materi penyusunnya. Secara kimia makhluk hidup sebenarnya tersusun oleh material kimia yang tidak hidup. Makhluk hidup yang tersusun oleh materi tak hidup tersebut juga mengikuti hukum-hukum alam yang terjadi pada material tak hidup. Apa yang membedakan makhluk hidup dari material tak hidup bukan terleta pada kompleksitas materialnya, bukan terletak pada ukuran makromolekul penyusunnya, tetapi perbedaan itu terletak pada keteraturan proses transformasi materi yang terjadi dalam makhluk hidup.

Metabolit Primer
Salah satu ciri makhluk hidup adalah adanya proses (reaksi kimia) yang teratur. Pada reaksi yang dimaksud dikenal sebagai metabolisme. Proses reaksi dimaksud dikenal sebagai metabolisme. Senyawa-senyawa kimia yang terlibat dalam proses metabolisme dikenal sebagai metabolit. metabolisme yang terjadi antara suatu organisme dengan organisme lain, antara satu sel dengan sel yang lain mungkin saja berbeda tetapi selalu terdapat bagian yang memiliki kesamaan. Proses yang sama ini dikenal sebagai jalur utama metabolisme. Metabolit yang ditemui di semua organisme disebut metabolit primer. Metabolit primer merupakan senyawa kimia yang esensial untuk proses hidup sehingga ditemukan pada semua organisme. Pada level makromolekul terdapat empat golongan senyawa yang merupakan metabolit primer yaitu karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat.
Metabolisme utama ddalam sitemukan hampir dalam semua organisme melibatkan katabolisme dan anabolisme metabolit primer. Secara umum proses metabolism utama digambarkan dalam skema dalam gambar. Beberapa proses utama katabolisme antara lain : glikolisis, siklus asam sitrat, transfer electron dan fosforilasi oksidatif, oksidasi asam lemak, oksidasi asam amino dan senyawa N yang lain, siklus urea, glukoneogensis, biosintesis asam lemak, serta biosintesis nukleotida.
Ciri Metabolit Primer yaitu :
1)      Memiliki fungsi essensial bagi kelangsungan hidup tanaman (asam amino, vitamin, nukleutida, lemak)
2)      Terbentuk melalui metabolit primer
3)      Bersifat tidak spesifik ( ada pada hampir semua makhluk hidup)
4)      Dibuat dalam kuantitas yang cukup banyak
5)      Hasil akhir dari metabolisme energi dan etanol
6)      Dibuat dan disimpan secara intraseluler

Karakteristik dari senyawa bahan alam :
Metabolik Primer
·         Tersebar merata dalam tiap organisme
·         Fungsi universil, sumber energy, enzim, pengemban keturunan, bahan struktur
·         Perbedaan stuktur kimia kecil
·         Kaktifan fisiologi berkaitan denga struktur kimia


Metabolit Sekunder
Walaupun banyak metabolit primer yang masuk atau dikategorikan sebagai senyawa hasil alam, namun kebanyakan senyawa hasil alam merupakan golongan metabolit yang lain yang disebut sebagai metabolit sekunder. Metabolit sekunder adalah metabolit antara atau produk metabolism yang ditemukan secara unik pada suatu kelompok taksonomi organisme tertentu, bukan merupakan senyawa yang esensial untuk hidup dan tumbuh, dan dibiosintesis dari satu atau lebih metabolit primer dengan jalur biosintesis yang berbeda dibandingan jalur metabolism pada umumnya.
Metabolit primer dibedakan dari metabolit sekunder berdasarkan pada sifat esensial atau tidaknya pada proses hidup. Metabolit primer esensial pada proses hidup sedangkan pada metabolit sekunder tidak esensial. Namun demikian mtabolit primer dan sekunder saling terkait. Karena keduanya merupakan biomolekul yang tersusun atas unsur-unsur C, H, O, N dan S.
Berdasarkan sifat strukturnya, Hanson (2011) membagi metabolit sekunder ke dalam 6 golongan, yaitu :
1)      Poliketida dan asam lemak,
2)      Terpenoid dan steroid,
3)      Fenilpropanoid,
4)      Alkaloid,
5)      Asam amino khusus dan peptida, dan
6)      Karbohidrat khusus.
Karakteristik dari senyawa bahan alam :
Metabolik Sekunder :
·         Tersebar tidak merata dalam tiap organisme
·         Fungsi ekologis, penarik serangga, pelindung diri, alat bersaing, hormone
·         Perbedaan stuktur kimia tergantung pada pengembangan kimia organik dan hubungan antara struktur dan keaktivan
·         Kaktifan fisiologi berkaitan dengan struktur kimia dan hubungan antara struktur.
·         Sebagian besar dari metabolik sekunder adalah turunan dari lemak

Fungsi metabolisme sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan misalnya mengatasi dari hama dan penyakit. Fungsi lain metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya.






Salah satu senyawa yang tergolong Kimia Bahan Alam  adalah Alkaloid, berikut sejarah ditemukannya Alkaloid.

Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan abad ke sembilan belas.
Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan dalam obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin.
Dalam tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid yang menakjubkan. Daintara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin.
Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut tidak hanya yang bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur molekulnya yang sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang ditentukan sifat-sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama tahun 1884 telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona. Kompleksitas alkaloid merupakan penghalang elusidasi struktur molekul selama abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke dua puluh. Sebagai contoh adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh Pelletier dan Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat ditentukan oleh Robinson dan kawan-kawan pada tahun 1946 setelah melakukan pekerjaan kimia yang ekstra sukar selama hampir 140 tahun.
Perlu dicatat bahwa selama kimia organik berkembang pesat selama periode tersebut, menjadi ilmu pengetahuan yang rumit pada saat ini, usaha pengembangan dalam kimia bahan alam tumbuh sejalan, banyak reaksi yang sekarang merupakan reaksi klasik dalam kimia organik adalah hasil penemuan pertama dari studi yang cermat degradasi senyawa bahan alam.


Permasalahan :
1.      Adakah Hubungan antara metabolit primer dan sekunder pada saat proses metabolism terjadi ? Apakah bisa terjadi secara bersamaan?
2.      Apakah pada metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, senyawa fenol dan steroid bersifat antioksidatif ? Jika iya apakah fungsinya?
3.      Apakah saudara setuju dengan pernyataan bahwa “Metabolit sekunder diproduksi tanaman dalam jumlah tertentu pada kondisi tercekam” ?


Lemak dan Lipid







1.      Bagaimana proses pembentukan lemak didalam tubuh ?
Lemak di dalam tubuh adalah lemak dalam bentuk trigliserida, yaitu hasil dari metabolisme lemak dari berbagai, tidak hanya sumber makanan berlemak saja, namun sumber makanan protein dan karbohidrat juga bisa membentuk trigliserida. Makanan yang mengandung lemak jelas akan dimetabolisme oleh tubuh menjadi asam lemak. Ketika asam lemak sudah terakumulasi terlalu banyak, maka tubuh akan menyimpannya menjadi trigliserida atau lemak dalam tubuh. Lalu bagaimana dengan karbohidrat dan protein? Semua makanan yang Anda makan berlebihan ternyata bisa menyebabkan penambahan lipatan-lipatan lemak di dalam tubuh, sehingga jangan hanya menghindari dan membatasi makanan berlemak saja.
Di dalam tubuh, protein mempunyai fungsi utama untuk membentuk jaringan serta menambah massa otot. Protein yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna dan dipecah menjadi asam amino. Asam amino tersebutlah yang membantu tubuh untuk menjalankan fungsinya dengan normal. Namun ketika protein yang Anda makan terlalu banyak dan tidak ada hal membuatnya berguna – seperti membangun otot tubuh saat melakukan olahraga dan aktivitas fisik – maka protein juga akan disimpan.
Protein yang berlebihan bisa berubah menjadi gula atau glukosa dalam darah dan akan bersatu dengan glukosa yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat. Sehingga, glukosa di dalam darah akan semakin tinggi, dengan begitu hormon insulin akan mengubah glukosa-glukosa tersebut menjadi asam lemak. Dan lagi-lagi, asam lemak semakin banyak, tidak hanya asam lemak yang berasal dari pemecahan lemak dan karbohidrat, tetapi juga protein.
Reaksi Pembentukan Lemak merupakan senyawa hasil kondensasi satu molekul Gliserol dengan tiga molekul Asam lemak, yang membentuk satu molekul Trigliserida dan tiga molekul Air.




2.      Apa perbedaan lemak dan lipid ?
Lemak dan lipid keduanya merupakan bagian penting dari tubuh manusia. Keduanya merupakan kelas ketiga dari makronutrien (nutrisi yang memberikan energi) yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Nutrisi ini penting dalam tubuh sebagai sumber energi, yang membantu tubuh melakukan fungsi sehari-hari. Walaupun keduanya itu sama-sama nutrisi yang memberikan energi bagi tubuh manusia tetapi diantara keduanya tentunya memiliki perbedaan.
Lipid
Lipid adalah kelompok molekul alami yang meliputi lemak, lilin, sterol, vitamin yang larut dalam lemak (seperti vitamin A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, trigliserida, fosfolipid, dan lain-lain. Fungsi biologis utama lipid termasuk menyimpan energi, pensinyalan, dan bertindak sebagai komponen pembangun membran sel. Lipid memiliki aplikasi dalam industri kosmetik dan makanan serta dalam nanoteknologi
Lipid dapat didefinisikan secara luas sebagai molekul kecil hidrofobik atau amfifilik; sifat amfifilik beberapa lipid memungkinkan mereka untuk membentuk struktur seperti vesikel, liposom multilamelar/unilamelar, atau membran dalam lingkungan akuatik. Lipid biologis berasal, seluruhnya atau sebagian, dari dua jenis subunit biokimia atau “blok-pembangun” yang berbeda yaitu: gugus ketoasil dan isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi menjadi delapan kategori: asam lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, spingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subunit ketoasil); dan lipid sterol serta lipid prenol (berasal dari kondensasi subunit isoprena).

Lemak

Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.

 

Perbedaan Lipid dan Lemak

  1. Lipid adalah kelas utama biomolekul. Lemak (trigliserida) milik gliserida kelompok, yang merupakan sub kelas lipid.
  2. Lipid dapat hidrofobik (tidak larut dalam air) atau amphiphilic (bagian larut dalam air), tetapi lemak, pada dasarnya, tidak larut dalam air.
Permasalahan :
1.      Bagaimana metabolism dari lemak dan lipid ?
2.      Apakah yang mendasari perbedaan metabolism tersebut ?
3.      Apa yang membedakan lemak esensial dan non esensial ?